Kamis, 13 Januari 2011

Infaq Keluarga Mujahid

Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih banyak mendapatkan petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus? [Al-Mulk 67:22]
 

Syaikh Anwar Al Awlaki --hafizhohulloh-- dlm risalahnya "44 cara membantu mujahidin", menyerukan agar kaum muslimin dapat berjihad dg harta, menggalang dana bagi mujahidin dan mengurus keluarga mujahid (baik yg msh berjihad, tertawan maupun yg tlh syahid),, berikut penjelasan beliau:

Rosululloh bersabda, "Mereka yang mengajak saudara-saudaranya berbuat baik, akan menerima pahala sama dengan sebanyak orang yang melakukan perbuatan baik itu." Dengan menggalan dana untuk para mujahidin, kaum Muslimin sekaligus menjalankan sunnah Rosululloh yang senantiasa beliau lakukan sebelum pergi berperang.

Mengurus keluarga Mujahid bisa dilakukan misalnya dengan melindungi keluarga mereka, memenuhi kebutuhannya dan memberikan bantuan finansial serta menjaga kehormatan mereka. Rosululloh saw bersabda; "Siapa saja dari kalian yang mengurus keluarga dan harta seorang mujahid akan menerima pahala setengah dari pahala berjihad." (HR Muslim)

-Kewajiban melindungi kehormatan para istri mujahid bagi orang-orang di sekitarnya, seperti kewajiban menjaga kehormatan ibu-ibu mereka. Jika seseorang yang tidak pergi berjihad berjanji untuk melindungi seorang istri mujahid tapi mengkhianati janji itu, pada hari Kiamat si mujahid akan diberitahu bahwa orang itu telah berkhianat maka si mujahid bisa mengambil semua pahala kebaikan orang yang berkhianat tadi. (HR Muslim)

-Siapa saja yang tidak pergi berjihad, tidak mendanai seorang mujahid, atau mengurus keluarga seorang mujahid, akan mengalami bencana sebelum ia meninggal (Abu Dawud).

Jika seseorang merasa takut akan keamanan keluarganya, setan akan memanfaatkannya dan mencegah orang bersangkutan pergi berjihad. Bahkan jika orang bersangkutan melawan godaan setan dan pergi berjihad, setan bisa menggodanya kembali dan melemahkan orang tersebut dengan membisikkan rayuan tentang orang-orang yang dicintainya yang ia tinggalkan. Oleh sebab itu, menjaga dan mengurus keluarga para mujahidin akan membantu meningkatkan moral para mujahidin dan oleh sebab itu Islam memberikan perhatian yang besar tentang kewajiban mengurus keluarga dan harta para mujahidin.

Mereka yang gugur syahid telah berjuang untuk Islam dan umat Islam. Mereka mengorbankan jiwa dan raga untuk saya dan untuk Anda. Itulah sebabnya keluarga para mujahidin gugur harus dilayani dan dihormati. Ketika Ja'far bin Abu Tholib gugur dalam perang Mut'ah, Rosululloh saw berkata pada isteri-isterinya, "Siapkan makanan untuk keluarga Ja'far karena mereka telah menunaikan urusan mereka", kemudia Rosululloh datang ke rumah Ja'far. (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi).

Imam Ahmad meriwayatkan, ketika Rosululloh saw menerima kabar bahwa Ja'far gugur syahid, Rosululloh datang ke rumah Ja'far dan menyuruh isteri Ja'far agar memanggil anak-anaknya. Ketika anak-anak itu datang ke hadapan Rosululloh, Rosululloh saw memeluk dan mencium anak-anak Ja'far sambil meneteskan air mata. Asma, isteri Ja'far bertanya pada Rosululloh "apakah terjadi sesuatu?" Rosululloh berkata," Ya, Ja'far gugur hari ini." Asma berkata, ketika ia mendengar berita itu, ia menangis dan menjerit-jerit. Rosululloh pergi meninggalkannya dan meminta isteri-isterinya agar jangan lupa menyiapkan makanan untuk keluarga Ja'far karena keluarga Ja'far kesusahan karena urusan-urusannya.

Anak-anak para mujahid yang gugur membutuhkan para lelaki untuk menjaga dan mengurus mereka. Para istri mujahid yang gugur harus diberi kesempatan untuk menikah lagi, jika memang menginginkannya. Hal ini kata Syaikh Awlaki, membutuhkan perubahan pada dua kebiasaan di kalangan umat Islam.

Pertama, umat Islam harus mengubah pandangan negatifnya terhadap kaum perempuan yang bercerai dan janda. Stigma negatif terhadap kaum perempuan yang bercerai atau menjadi janda harus dihapus dari komunitas Muslim. Kedua, bersikap lebih toleran dengan isu poligami. Karena ini menjadi kebutuhan, apalagi di saat terjadi peperangan. Pada masa sahabat, tidak ada perempuan yang dibiarkan tanpa suami.

Mengurus keluarga para tawanan perang, pahalanya sama dengan mengurus keluarga para mujahid. Hal ini sangat penting menjadi norma yang kembali dihidupkan agar para mujahid yang ingin berjuang di jalan Alloh tidak khawatir jika mereka gugur atau ditawan, karena keluarga mereka akan ada yang mengurus.

selesai perkataan beliau. walhamdulillahi robbil'alamiin



maka,
Salurkan infaq terbaik antum utk keluarga para mujahid (janda dan yatimnya), maupun utk mereka yg tengah ditahan aparat thoghut melalui:

Bank Muamalat
#924.5206.639
an Oki Kuswanda

Tolong sebarluaskan info ini,
smoga menjadi amal sholih utk kita semua
aamiin. . .

Bagi yg ingin memasang di blog, berikut beberapa bannernya: (klik utk mendapatkan linknya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar